Minggu, 16 November 2014

filsafat sejarah spekulatif abad pertengahan pandangan ibn khaldun...

http://kuciingsetia.blogspot.com/2014/11/filsafat-sejarah-spekulatif-abad.html

BAB 1. PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Filsafat sejarah spekulatif adalah  kajian diseputar dua makna kata sejarah itu sendiri. Kedua makna kata sejarah adalah sebagai proses historis dan kedua sebagai penulisan proses historis menurut kaidah-kaidah ilmu sejarah. Kesadaran manusia terhadap sejarah sudah dimulai sejak manusia mempertanyakan sejarah itu sendiri, dimulai pada Yunani Kuno atau bahkan sebelum periode Yunani Kuno manusia sudah mempertanyakan sejarahnya.
Dalam pandangan dan pemikiran fiilsafat sejarah spekulatif banyak pandangan menurut tokoh - tokoh salah satunya ialah Ibn Khaldun seorang filsafat muslim.
Pada makalah ini akan mengulas tentang padangan filsafat sejarah spekulatif yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun dengan judul “ Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah spekulatif menurut Ibn Khaldun”. Makalah ini akan mengulas objek kajian dalam sejaraah spekulatif yakni pola ataau gerak sejarah, motor penggerak yang menjadi sumber dan arah gerak sejarah tersebut.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1         Apa pengertian dari Filsafat Sejarah Spekulatif ?
1.2.2         Bagaimana Pandangan Filsafat Sejarah Pada Abad Pertengahan?
1.2.3         Bagaimana pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif menurut Ibn Khaldun ?
1.2.4         Bagaimanakah bentuk atau irama proses gerak sejarah menurut Ibn Khaldun ?
1.2.5         Apa atau siapakah motor yang menjadi sumber proses sejaraah tersebut ?
1.2.6         Kemanakah arah dan tujuan dari gerak sejaraah tersebut ?
1.3  Tujuan penulisan
1.3.1         Mengetahui pengertian dari Filsafat Sejarah Spekulatif.
1.3.2         Untuk mengetahui dan memahami pandangan filsafat sejarah pada abad pertengahan.
1.3.3         Mengetahui pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif menurut Ibn Khaldun.
1.3.4         Mengetahui pola, motor, dan arah tujuan menurut pandangan Ibbn Khaldun.






























BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Sejarah Spekulatif
            Pengertian dari Filsafat Sejarah Spekulatif adalah mencari struktur terdalam yang terkandung dalam proses sejarah secara keseluruhannya, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat sejarah spekulatif adalah filsafat sejarah yang berkaitan dengan suatu perenungan filsafati mengenai tabiat atau sifat-sifat proses sejarah. Perbedaan antara filsafat sejarah spekulatif dengan filsafat sejarah kritis dapat dilihat dari pertanyaan yang muncul ketika sedang membahas mengenai filsafat sejarah spekulatif ini, yaitu:
1.      Irama atau pola macam apakah yang dapat diamati dalam proses sejarah?
2.      Manakah “motor” yang menggerakkan proses sejarah?
3.      Apakah sasaran terakhir yang dituju oleh proses sejarah?
Bila disini dibahas sejarah dunia atau proses sejarah, maka yang dimaksudkan bukan saja segala sesuatu yang terjadi sampai sekarang ini, melainkan sering juga apa yang masih harus terjadi. Seperti nampak dari permasalahan yang ketiga, maka sistem-sistem spekulatif sering juga membicarakan masa depan. Tetapi sistem-sistem sejarah spekulatif tidak hanya berbeda dengan pengkajian sejarah karena secara khusus meneropong masa depan, juga dalam pengungkapannya mengenai masa silam cara kerja seorang filsuf sejarah spekulatif berbeda dengan cara kerja seorang peneliti sejarah yang “biasa”. Apa yang ditemukan dan diungkapkan oleh seorang peneliti sejarah “biasa”, bagi seorang filsuf sejarah spekulatif baru merupakan titik permulaan.
           
2.2 Pandangan Filsafat Sejarah Pada Abad Pertengahan
            Perkembangan filsafat sejarah pada zaman pertengahan pada pokoknya menunjukkan sifat-sifat yang religius. Segala kejadian diterangkan dalam cahaya kekal, segala-galanya diarahkan kepada Tuhan sebagai pencipta, penyelamat dan hakim seluruh umat manusia. Isi dan maksud seluruh hidup ialah kerajaan Tuhan. Dari pandangan itu terjadi bahwa kajian sejarah di zaman pertengahan bukan sebab-sebab dan alasan-alasan setiap kajian sejarah, melainkan tentang tujuan (arah teleologis). Pada umumnya perkembangan filsafat sejarah, seperti pandangan St. Agustinus seakan-akan mewakili pandangan yang tetap dan utama untuk seluruh zaman pertengahan tersebut.

2.3 Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Ibn Khaldun.
Ibn Khaladun Lahir di Tunisia Afrika Utara pada tanggal 27 mei 1332 atau bertepatan dengan 1 Ramadhan 732 H. Ibn Khaldun mempunyai nama lengkap 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ibrahim ibn al-Khalid ibn 'Usman ibn Hani ibn al-Kathab ibn Kuraib ibn Ma'dikarib ibn Harish ibn Wail ibn Hujr atau Waliyudin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al-Hasan.Nenek-moyang Ibn Khaldun adalah berasal dari Hadhramaut, Yaman Selatan, dan kemudian hijrah ke wilayah Hijaz sebelum datangnya Islam.
Nama Ibn Khaldun, sebutan yang populer untuk dirinya, dinisbatkan kepada nama kakeknya yang ke sembilan, yaitu al-Khalid. Khalid ibn Usman adalah nenek-moyangnya yang pertama kali memasuki Andalusia bersama para penakluk berkebangsaan Arab lainnya pada abad ke-8 M. Ia menetap di Carmona, sebuah kota kecil yang terletak antara segitiga Cordova, Sevilla,  dan  Granada.  Kemudian  keturunan  Khalid  di  Andalusia  ini  dikenal dengan sebutan Banu Khaldun yang di kemudian hari melahirkan sejarawan besar 'Abdurrahman ibn Khaldun.
Fase pertama Ibn Khaldun dihabiskan di Tunisia dalam jangka waktu 18 tahun, anara tahun 1332 sampai 1350. Pada waktu iu, ayah Ibn Khaldun adalah guru pertamanya yang telah mendidiknya secara tradisional mengajarkan dasar- dasar  agama  Islam
Pada  fase  kedua  Ibn  Khaldun  berpindah  dari  satu  tempat  ke  tempat lainnya, seperti di Fez, Granada, Bougie, Biskara, dan lain-lain dalam jangka waktu 32 tahun antara tahun 1350 sampai 1382 M. Pendidikan yang diterima Ibn Khaldun, baik dari orang tuanya sendiri maupun dari para gurunya, sangat mempengaruhi perkembangan intelektualnya. Oleh karena itu, mudah dipahami mengapa Ibn Khaldun mengalami kesedihan yang mendalam ketika terjadi wabah pes yang secara epidemik telah menyerang belahan dunia bagian Timur dan Barat. Semenjak peristiwa inilah Ibn Khaldun terpaksa menghentikan belajarnya dan mengalihkan pada bidang pemerintahan. Karir pertama Ibn Khaldun daam bidang politik pemerintahan adalah sebagai Shabib al-'Allamah (Penyimpan Tanda Tangan) pada pemerintahan Abu Muhammad ibn Tafrakin di Tunisia.  Ibn Khaldun wafat pada tanggal 16 Maret 1406 (26 Ramadhan 808 H.) dalam usia 74 tahun di Mesir. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman para sufi di luar Bab al- Nashir, Kairo.
Penemuan pentingnya adalah konsepsi sejarah serta konsep sosiologinya yang hingga sekarang masih dijadikan bahan utama referensi bagi seluruh ahli sejarah dan sosiologi dunia. Hal ini yaang terdapat dalam karyanya yang berjudul Al- Muqaddimmah
Ibn Khaldun adalah salah seorang cendekiawan Muslim yang hidup pada masa kegelapan Islam sedangkan Eropah mengalami kebangkitan zaman Renaissans. Kemunduran yang dimaksudkan disini ialah berlakunya perpecahan dikalangan umat Islam dengan mazhab dan juga perpecahan dikalangan kaum Barbar, setengahnya mendukung pemerintahan al-Murabitin dan ada juga yang mendukung kerajaan al-Muwahhidun. Ia dipandang sebagai satu-satunya ilmuwan Muslim yang tetap kreatif menghidupkan khazanah intelektualisme Islam pada periode Pertengahan.  Ibn  Khaldun  dalam  lintasan  sejarah  tercatat  sebagai  ilmuwan Muslim pertama yang serius menggunakan pendekatan sejarah (historis) dalam wacana keilmuan Islam.
Filsafat sejarah menurut Ibn Khaldun yaitu mengkaji fenomena-fenomena sosial secara lebih umum, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu dan mengkajinya dari segi tujuan yang ingin dicapai, serta hukum mutlak yang mengendalikannya sepanjang sejarah. Dalam pandangannya masyarakat merupakan mahluk historis yang hidup dan berkembang sesuai dengan hukum khusus, yang berkenaan dengannya. Hukum itu dapat diamati dan dibatasi lewat pengkajian terhadap sejumlah fenomena sosial.
Menurut Ibnu Khaldun  tujuan ilmu dengan tujuan agama sangat berbeda, agama ialah undang-undang dan ketentuan hidup, sedangkan ilmu hanyalah pengetahuan. Di sini Ibnu Khaldun mencela filsafat, yang oleh filsuf-filsuf Islam dicoba hendak dipertahankan untuk memahami kesemestaan, memahami universum. Beliau termasuk orang pertama yang membuat studi yang benar-benar kritis mengenai sifat, keterbatasan, dan keabsahan pengetahuan manusia.
Ibn Khaldun berafiliasi dalam tiga aliran filsafat sejarah.
Pertama, Aliran Sejarah Sosial. Aliran ini berpendapat bahwa fenomena-fenomena sosial dapat ditafsiri, dan teori-teorinya dapat diikhtisarkan dari fakta-fakta sejarah.
Kedua, Aliran Ekonomi. Aliran ini menginterpretasikan sejarah secara materialis dan menguraikan fenomena-fenomena sosial secara ekonomis. Di samping itu, setiap perubahan dalam masyarakat, dan fenomena-fenomenanya, mengembalikan pada faktor ekonomi. Setiap perubahan dalam masyarakat dan fenomena-fenomenanya merujuk pada faktor ekonomi.
Ketiga, Khaldun berafiliasi dengan aliran geografis. Aliran ini memandang manusia sebagai putra alam lingkungan, dan kondisi-kondisi alam disekitarnya. Oleh karena itu, dalam penyerahannya, seseorang, masyarakat-masyarakat, dan tradisi-tradiosinya dibentuk oleh lingkungan dan alam dimana ia berada. Alam dan lingkungan memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat, walaupun manusia sendiri juga dapat mempengaruhi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Ibn Khaldun fenomena-fenomena sosial tunduk pada hukum perkembangan.

2.4 Bentuk atau pola proses gerak sejarah menurut Ibn Khaldun
            Menurut Ibn Khaldun setiap fenomena sosial tunduk pada hukum perkembangan, bahkan perkembangan dalam fenomena-fenomena sosial lebih gamblang tinimbang dalam fenomena-fenomena alam, serta segala sesuatu dalam masyarakat menusia selalu berubah. Gerak, menurut Ibn Khaldun terkandung dalam watak segala sesuatu. Ibn Khaldun misalnya menyerupakan umur negara dengan kehidupan manusia.
 Ibn Khaldun bermaksud untuk menyatakan bahwa negara terus berkembang, sebab kehidupan itu sendiri berada dalam gerak dan perkembangan yang berkesinambungan. Pengingkaran terhadap perkembangan berarti pengingkaran terhadap  kehidupan.  Perkembangan  menurut  Ibn  Khaldun  mempunyai  corak dialektis, yakni bahwa sejak penciptaannya, dalam diri makhluk hidup telah terkandung benih-benih kematian dn perkembangan yang tidak dapat dihentikan, dan akan menuju pada kematian yang pasti.
Perkembangan  menurut  Ibn  Khaldun  tidaklah  berupa  lingkaran  dan garis lurus, melainkan berbentuk spiral. Sebagai contoh misalnya, adalah perkembangan negara. Negara mana pun, setiap kali mencapai puncak kejayaan dan kebudayaannya, akan memasuki masa senja dan mulai mengalami keruntuhan untuk digantikan negara baru.

2.5 Motor Yang Menjadi Sumber Proses Sejarah Menurut Ibn Khaldun
            Teorinya di dasarkan pada kehendak Tuhan sebagai pangkal gerak sejarah seperti Agustinus tetapi Ibn khaldun tidak memusatkan perhatiaannya pada akhirat. Baginya sejarah adalah ilmu berdasarkan kenyataan, menurutnya tujuan sejarah ialah agar manusia sadar akan perubahan-perubahan masyarakat sebagai usaha penyempurnaan kehidupan. Ibn Khaldun menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena qadar Tuhan, yang terdapat dalam masyarakat adalah ”naluri” untuk berubah. Manusia dan semua lembaga yang diciptakan olehnya dapat maju khusus melalui perubahan.

2.6 Arah Dan Tujuan Dari Gerak Sejarah Menurut Ibn Khaldun.
            Bagi Ibn Khaldun sejarah menuju ke arah timbulnya beraneka warna masyarakat, negara dengan manusianya. Teori ibn Khaldun mendidik manusia menjadi pejuang yang pantang mundur. Puncak sejarah baginya adalah umat manusia bahagia dengna beraneka masyarakat, negara, dan kesatuan hidup lainnya yang sempurna: bhineka tunggal ika—satu umat manusia dengan corak ragam yang serasi dan sempurna.












BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Menurut Ibn Khaldun setiap fenomena sosial tunduk pada hukum perkembangan, bahkan perkembangan dalam fenomena-fenomena sosial lebih gamblang tinimbang dalam fenomena-fenomena alam, serta segala sesuatu dalam masyarakat menusia selalu berubah. Perkembangan  menurut  Ibn  Khaldun  tidaklah  berupa  lingkaran  dan garis lurus, melainkan berbentuk spiral.
Motor Yang Menjadi Sumber Proses Sejarah Menurut Ibn Khaldun adalah Tuhan namun tidak memusatkan perhatiaannya pada akhirat. Baginya sejarah adalah ilmu berdasarkan kenyataan, menurutnya tujuan sejarah ialah agar manusia sadar akan perubahan-perubahan masyarakat sebagai usaha penyempurnaan kehidupan. Bagi Ibn Khaldun sejarah menuju ke arah timbulnya beraneka warna masyarakat, negara dengan manusianya. Teori ibn Khaldun mendidik manusia menjadi pejuang yang pantang mundur dan terus berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar